Menjadi seorang jurnalis, bukan hanya keterampilan menuangkan peristiwa menjadi sebuah berita yang harus dimiliki namun juga keterampilan bersikap yang harus dilakukan seorang jurnalis dalam seluruh proses kegiatan jurnalistik itu terjadi. Keterampilan bersikap yang dimaksud bukan hanya sekedar pandai berkomunikasi dengan orang-orang yang berkepentingan, namun banyak hal yang harus diperhatikan ketika melihat peristiwa, menghadapi narasumber, menghadapi korban pada kejadian kecelakaan, dan lain sebagainya. 


Maman Suherman, yang dikenal sebagai pengisi acara di salah satu acara talkshow di televisi swasta Indonesia, Indonesia Lawak Club, beliau menjadi pembicara sekaligus penutup acara yang selalu menyimpulkan inti pembicaraan setiap episode dengan bahaasanya yang ciamik. 



Diakui oleh penonton ILC, tutur bahasa yang dimiliki seorang Kang Maman ini sederhana namun sebuah pesannya tersampaikan. Seolah-olah orang yang mendengarnya tersihir dengan maksud yang beliau sampaikan. 



Keahlian seorang Kang Maman tidak datang begitu saja. Seorang pembicara tentu memiliki pengetahuan yang luas, beribu pengalaman, terkoneksi dengan orang-orang yang berkompeten, dan kemampuan membaca yang luar biasa. Maka setiap kata yang keluar dari mulutnya bukan hanya sekedar hiasan namun ada maknanya sendiri yang jika ditelaah merupakan sebuah informasi yang dapat dipastikan validitasnya.



Kamis, 20 September 2018 lalu, Mahasiswa Fikom UNTAR berkesempatan meyaksikan pengalaman hidup Kang Maman yang beliau ceritakan sendiri pada mereka. Alumnus Universitas Indonesia ini membagi kisah hidupnya yang pernah menjadi seorang jurnalis. Pada saat beliau menyelesaikan gelar S1-nya, beliau berkesempatan magang di salah satu media besar di Indonesia menjadi seorang reporter. Keinginan beliau menjadi seorang jurnalis semakin kuat ketika beliau sedang menyelesaikan skripsi, banyak peristiwa miris yang tidak mendapatkan perhatian pers sesuai haknya (peristiwa penting yang berkaitan dengan masyarakat adalah sebuah berita) yang dihadapinya, hal tersebut membulatkan tekad beliau untuk memberitakan semua yang harus diberitakan berdasarkan atas hak yang dimiliki masyarakat. 



Kode etik jurnalistik menurut Bill Kovach adalah prinsip dasar yang dimiliki Kang Maman sepanjang perjalanan karirnya sebagai seorang jurnalis. Terutama pada zaman kemajuan teknologi media sosial ini, informasi yang valid, merupakan prinsip utamanya. Kang Maman mengajak mahasiswa untuk tidak menyebarkan informasi yang belum diverifikasi. Dengan tidak menyebarkan informasi yang baru didengar tanpa verifikasi yang jelas dapat mengurangi persebaran hoaks di masyarakat. Dengan begitu, masyarakat dapat menjadi lebih paham akan penyebaran informasi dan penggunaan media sosial yang benar.