Senin, 22 oktober 2018 Fikom Untar mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pembelajaran mengenai penyiaran radio dan media digital oleh salah satu praktisi kak dodit yang merupakan salah satu anggota dari MRA group.
Menurut beliau Radio bersifat right here right now karena radio tidak mengenal batas dan waktu. Radio bisa didengar dimana saja tanpa dibatasi ruang. Radio bisa didengarkan di dalam mobil, bangunan, di tempat terbuka, di warung-warung kopi, di daerah pegunungan dll. Radio bisa didengarkan pagi, siang, sore, atau malam, bahkan sekarang ini ada radio yang melakukan siarannya 24 jam. Melalui siaran radio, pesan komunikasi dapat diterima oleh pendengar dengan cepat dan mudah, dimanapun ia berada. 
Lebih cepat dari TV, surat kabar, majalah, tabloid. Bahkan terkadang lebih cepat dari internet. Meskipun sekarang media sosial seperti Twitter juga terkadang lebih cepat menyampaikan informasi, namun tetap saja terbatas oleh karakter huruf, sehingga informasi yang diterima tidak lengkap dan akurasinya terkadang dipertanyakan. Karena itu, keberadaan radio masih dirasakan penting bagi masyarakat. Melalui radio masyarakat bisa mendapatkan hiburan, informasi, dan berita dimanapun mereka berada dan kapanpun mereka inginkan. Radio diakui sebagai media dengan biaya paling rendah, menjangkau masyarakat terpencil, buta huruf, orang cacat, kaum miskin, kelompok menengah dan atas. 
Disinyalir di seluruh dunia masih ada sekitar 1 miliar orang yang tidak memiliki akses layanan radio. Radio pantas diberi julukan the fifth estate, karena mau tidak mau radio harus diakui memiliki power untuk mempengaruhi masyarakat, karena radio memiliki kekuatan untuk langsung mencapai sasarannya yakni pendengar. Apalagi, isi siaran atau program yang akan disampaikan tidak mengalami proses yang panjang dan rumit serta terkadang tidak melalui proses jenjang editing yang kompleks dan rumit. 
Setiap kalimat yang dimaksudkan untuk mempengaruhi presepsi, opini atau pilihan masyarakat tinggal ditulis di kertas atau diketik di komputer, kemudian tinggal dibacakan penyiar di corong radio dengan durasi dan waktu yang tidak terbatas. Bahkan, sekarang para penyiar diperbolehkan membaca langsung pendapat atau komentar pendengar di twitter atau sarama sosial media lainnya tanpa melalui proses editing produser atau tim kerja mereka. 
Artinya, penyiar dapat melakukan self editing terhadap tulisan da nisi komentar-komentar tersebut. Di sini memang diperlukan kepiawaian penyiar dalam melakukan self editing. Paling tidak dia harus tahu soal bahasa jurnalistik, jurnalistik tutur, bahasa Indonesia yang baik, dan etika kesopanan. Serta piawai merangkai kalimat dengan singkat, padat, jelas dan informative.
Tidak Ada Kata “Mati” Untuk Radio

Tidak ada kata mati, memudar atau tamat bagi radio. Radio tetap memiliki tempat di hati masyarakat. Apapun sarana yang digunakan masyarakat untuk mendengarkan radio, baik konvensional atau digital (aplikasi atau website) radio tetap memiliki keunggulan dibandingkan media lain, yaitu akrab dan personal. 
Itulah radio, media yang mampu mempermaikan theatre of the mind pendengar melalui dinamika audio yang disiarkan. Tapi itupun harus didukung oleh sikap para insan radio yang harus terus mengembangkan kreativitas yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pendengar dari sisi konten serta melakukan inovasi mengikuti perkembangan zaman, tehnologi, dan media (internet, media sosial). 
Konten siaran memegang peranan sangat penting dalam dunia radio. Insan radio harus paham betul membaca dan menganalisa apa yang diinginkan dan dibutuhkan pasar (pendengar), pendengar suka atau tidak dengan program-program siaran yang mereka miliki, dan parameter-perameter lain yang intinya mengarah kepada bagaimana program radio bisa diterima, diminati, dan didengarkan oleh masyarakat. 
Bagaimanapun radio adalah showbiz atau entitas show dan bisnis. Sebuah show di radio bukan hanya semata terpaku pada apakah jenis musik yang diputar “cetar membahana” atau tidak, digemari atau tidak, membuat orang puas atau tidak. Tapi sebuah show hidup atau tidak selain konten program juga sangat ditentukan bagaimana penyiar mempresentasikan program-program yang ada. Misalnya, bagaimana gaya siarannya bisa memberikan hiburan dan kepuasan bagi pendengar.
Oleh: Siti Fathanah