Proses kehidupan seseorang selalu mengalami naik dan turun seperti roda yang selalu berputar. Kehidupan bisa terasa berat ataupun mudah, dilihat dari bagaimana seseorang itu mampu menafsirkan. Kamis (20/09) mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi kedatangan tamu istimew, yakni Bapak M. Suherman atau yang biasa lebih dikenal dengan Kang Maman. Pada kesempatan tersebut, Kang Maman membagikan pengalaman beliau di dalam kelas Kapita Selekta.
Kang Maman tentu sudah tidak asing lagi dimata para pecinta acara Indonesia Lawyer Club (ILC), berperan sebagai notulen berhasil menampilkan kemampuan dan kecerdasannya dalam menyikapi sebuah persoalan. Teentunya hal itu tidak diraih dengan mudah. Kang Maman membagikan kisahnya saat masih menjadi mahasiswa.
Skripsi selalu menjadi beban bagi sebagaian mahasiswa, dimana mereka harus mampu meneliti sesuatu yang baru. Banyak yang memiliki objek penelitian yang mudah, namun Kang Maman memilki cara berfikirnya sendiri. Beliau berkata bahwa ia butuh waktu dua tahun untuk mampu menyelesaikan skripsinya. Waktu yang cukup lama memang untuk sebuah penelitian. Objek yang diteliti pun cukup beresiko, dimana beliau harus turun langsung ke dalam dunia malam.
Beliau bercerita bahwa demi penelitian skripsinya, beliau berpura-pura menyamar menjadi supir bagi sindikat Pekerja Seks Komersial (PSK). Demi bisa melamar menjadi supir, Kang Maman harus mempelajari bahasa dan gaya bergaul yang sesuai dengan kehidupan dunia malam tersebut. Belajar mengenai lingkungan tersebut saja membutuhkan waktu yang cukup lama. Selama Kang Maman menjadi supir, hanya ada satu orang yang mengetahui bahwa sebenarnya dirinya adalah seorang mahasiswa. Namanya Rey, hanya nama panggilan, ia adalah seorang PSK dan juga seorang ibu. Terjebak ke dalam dunia malam merupakan satu-satunya jalan yang di punya.
Pada saat kelas berlangsung, Kang Maman banyak bercerita mengenai temannya Rey yang menurut pandangan beliau adalah seorang ibu daripada menyebutnya sebagai PSK. Kang Maman juga menyampaikan bahwa terkadang apa yang kita lihat belum tentu sesuai dengan kenyataannya. Bisa saja baik ataupun buruk. Dari kisah ini Kang Maman menjadikan kisah Rey ini ke dalam buku bertajuk peREmpuan.
0 Comments