Tepat pada hari kamis 20 september 2018 mahasiswa fikom untar kedatangan tamu spesial yaitu panelis dari program Indonesia Lawak Klub atau mungkin lebih publik kenal dengan sebutan ILK. Dengan sangat antusias kami mahasiswa Fikom UNTAR menyambut akan kedatangan beliau. Beliau memberikan banyak pelajaran yang bisa kami ambil, dari mulai menceritakan pengalaman pengalamn yang sangat menakjubkan pada saat pembuatan skripsi beliau sampai bagaimana perjalan beliau bisa sampai menjadi seorang panelis dalam program tv yang terbilang cukup sukses kang maman juga memberikan pembelajarang mengenai beberapa teori teori komunikasi yang tentunya sangat bermanfaat bagi kita mahasiswa Fikom UNTAR.
Maman Suherman atau biasa dipanggil Kang Maman dilahirkan di Makassar, 10 November 1965. Semasa hidupnya, beliau cukup banyak menempuh pendidikan, namun hanya lulus dari Jurusan Kriminologi di FISIP-UI.
Sejak tahun 1988 hingga tahun 2003, beliau mengabdikan hidupnya untuk bertumbuh dan bekerja sebagai seorang jurnalis. Hal itu dibuktikannya dengan menjabat sebagai pemimpin redaksi di Kelompok Kompas Gramedia. Beliau juga sudah pernah menjabat sebagai Direktur Produksi hingga Managing Director selama kurun waktu 2003 hingga 2011 di Biro Iklan dan Rumah Produksi Avicom. Beliau adalah seorang yang dinilai memiliki andil yang cukup besar dalam pertelevisian Indonesia. Salah satunya adalah menjadi mentor dari acara Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) dan menjadi salah satu penggagas lahirnya Panasonic Gobel Awards, sebuah penghargaan paling terbesar dan paling bergengsi yang diberikan kepada setiap insan pertelevisian yang berprestasi di Indonesia. Selain pernah menjabat sebagai direktur, beliau juga memiliki cukup banyak karya tulis dalam bentuk buku.
Beberapa buku-buku yang sudah pernah ditulisnya dan telah diterbitkan antara lain : Matahati (2012), Bokis 1: Kisah Gelap Dunia Seleb (2012), Bokis 2: Potret Para Pesohor (2013), dan Re (2013). Semua buku-bukunya itu diterbitkan oleh sebuah perusahaan percetakan bernama KPG. Di acara Indonesia Lawak Klub sendiri, beliau menduduki posisi sebagai Notulen atau pelapor hasil diskusi dari para panelis. Kata-katanya yang bijak dan kadang sangat menyentuh membuat semua orang selalu ingin mendengarkannya. Namun tidak jarang, beliau menggunakan satire saat penyampaian notulensinya beraroma sindiran kepada pihak-pihak yang dianggap melakukan suatu perbuatan yang tidak baik. Kehadiran beliau dianggap penting di ILK, sebab dengan hadirnya beliau membuat acara lawak berbalut diskusi itu terkesan serius dan penuh makna kehidupan.
0 Comments