Pemberitaan media saat ini sangat mudah dan cepat menyebar di masyarakat tentu menghasilkan nilai positif dan negatif. Mulai dari mudahnya memberi informasi berkaitan dengan kepentingan masyarakat di waktu genting misalnya seperti ancaman bom di daerah tertentu, dapat menghimbau masyarakat untuk waspada pada saat itu juga. Namun di sisi lain, penyebaran berita dengan mudah dan cepatnya itu juga dapat berdampak negatif seperti maraknya berita-berita tidak dapat di pertanggung jawabkan yang disebarkan oleh oknum-oknum tertentu yang memiliki tujuan sendiri dan memanfaatkan keadaan.

Melihat hal tersebut, banyak pihak yang tergerak untuk melawan penyebaran hoax dan upaya mengingatkan masyarakat untuk sigap dalam mencerna suatu berita. Pemerintah mulai mengambil tindak tegas atas berbagai macam berita yang tersebar melalui media sosial. Pihak keamanan pemerintah seperti TNI juga mulai melakukan perannya.

Sebagai aparat pemerintah yang ikut berperan dalam memerangi hoax, TNI mulai melakukan sosialisasi ke kalangan masyarakat seperti yang dilakukan pada 23 Agustus 2018 kemarin. Acara sosialisasi tersebut dilakukan di Universitas Tarumanagara, Jakarta. Dengan menghadirkan langsung kepala Peneranga Kodam Jaya, Kolonel Inf Kristomei Sianturi sebagai pembicara utama, beliau tidak segan membagikan informasi serta pengalamannya kepada mahasiswa.

Penyebaran hoax saat ini memang marak namun tidak perlu begitu diresahkan. Cara mengatasinya pun masih menjadi agenda dan tugas bagi militer. Kolonel menyadari keberadaan TNI adalah instansi yang paling dicari ketika terjadinya perpecahan antara beberapa pihak penting Indonesia atau bahkan masyarakat yang lain bukan disebabkan oleh berita hoax.

Beliau juga mengatakan bahwa ada peran pihak lain yang cukup penting yaitu media. Sebuah berita tersebar pasti berasal dari sebuah media, maka keberadaan media tentu berperan andil yang sangat besar. Pihak TNI yang merupakan instansi keamanaan negara bukan berarti tidak berhubungan dengan media, justru militer dan media bergandengan untuk memerangi hoax.
“Kami berhubungan erat dengan media, khususnya saya memiliki semua kontak pribadi Pemred-pemred dari berbagai media, jadi saya kenal baik dengan mereka. Hal itu juga untuk memudahkan kerjasama, jika ada berita yang sekiranya kontroversial atau sensitif, saya bisa langsung menghubungi pemred dari media yang menjadi sumber berita meresahkan tersebut”, ujar Kolonel Inf Kristomei Sianturi di depan mahasiswa-mahasiswa Fikom UNTAR.